Di Balik Retakan Tanah Probolinggo: Napas Bumi Pulau Jawa Terkuak

Investigasi gempa bumi dangkal 18 Juli 2025 ungkap aktivitas sesar aktif, batuan muda, dan pesan alam bagi pelestarian warisan budaya.

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 22 Juli 2025 - 12:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa kecil mengguncang Tiris, Probolinggo. Pelajari fenomena alam ini lewat sains geologi, budaya lokal, dan cara adaptasi masyarakat. (Pixabay.com @Angelo_Giordano)

Gempa kecil mengguncang Tiris, Probolinggo. Pelajari fenomena alam ini lewat sains geologi, budaya lokal, dan cara adaptasi masyarakat. (Pixabay.com @Angelo_Giordano)

PADS Jumat pagi, 18 Juli 2025, bumi di barat daya Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bergetar.

Serangkaian gempa kecil, dengan magnitudo antara 1,9 hingga 3,3, mengguncang empat desa di Kecamatan Tiris.

Rumah-rumah retak, tanah bergerak, dan masyarakat tersentak dari tidur mereka.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fenomena ini bukan sekadar statistik seismik, melainkan jendela untuk memahami dinamika bumi, sejarah geologi pulau Jawa, dan bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan alam yang terus berubah.

Mengapa Gempa Dangkal Sering Terjadi di Wilayah Gunung Api Jawa?

Gugusan perbukitan dan dataran bergelombang di sekitar Tiris, Probolinggo, berada dalam cengkeraman lempeng tektonik yang selalu bertumbukan.

Zona ini merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik, tempat lempeng Indo-Australia menyelusup di bawah lempeng Eurasia.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa dangkal yang merusak pada Juli 2025 dipicu aktivitas sesar aktif lokal di daratan.

“Analisis geologi menunjukkan pusat gempa terletak di batuan vulkanik kuarter yang relatif muda, bercampur endapan tanah pelapukan,” jelas PVMBG melalui siaran pers resmi.

Batuan yang longgar dan belum terkonsolidasi ini cenderung memperkuat efek getaran permukaan.

Tanah di sekitar episentrum diklasifikasikan dalam kelas D (tanah sedang) dan C (tanah padat atau batuan lunak), sebagaimana dijelaskan oleh BMKG dalam laporan resminya.

Geolog Universitas Gadjah Mada, Prof. Hendra Suyono, menegaskan fenomena ini sudah dikenal lama di sepanjang jalur vulkanik Jawa.

“Kombinasi sesar lokal aktif dan batuan vulkanik muda menyebabkan energi dilepaskan secara tiba-tiba, menciptakan guncangan signifikan meski magnitudonya kecil,” ujarnya.

Bagaimana Kerusakan Tercipta Dari Gempa Berkekuatan Relatif Kecil?

Gempa dengan magnitudo di bawah 4 seringkali tidak dirasakan di banyak tempat, namun di Tiris, efeknya terasa nyata.

Data BPBD Probolinggo menyebut sedikitnya 34 rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang di Desa Ranu Gedang, Ranu Agung, Segaran, dan Tiris.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan hanya soal besar kecilnya magnitudo, tetapi juga faktor lain seperti kedalaman gempa, jenis tanah, konstruksi bangunan, dan jarak dari pusat gempa.

Menurut penelitian United States Geological Survey (USGS), tanah berbutir halus seperti abu vulkanik dan endapan aluvial sering memperkuat gelombang seismik, menciptakan resonansi lokal yang merusak bangunan (USGS Earthquake Hazards).

Konstruksi rumah yang umumnya belum tahan gempa di kawasan pedesaan juga memperburuk risiko.

“Pola pembangunan kita belum sepenuhnya mengacu pada standar bangunan tahan gempa,” ungkap Dr. Devi Anwar, pakar mitigasi bencana dari ITB, melalui laporan untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Mengintip Sejarah Geologi Pulau Jawa dan Jejak Sesar Aktif

Pulau Jawa terbentuk dari rangkaian proses tektonik jutaan tahun lalu, saat lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua Eurasia.

Proses subduksi ini melahirkan gunung-gunung api, cekungan sedimen, dan pola sesar yang kompleks.

Sejarah mencatat bahwa wilayah Probolinggo beberapa kali diguncang gempa bumi merusak dalam seratus tahun terakhir, meski datanya masih minim terdokumentasi.

Peneliti dari LIPI (kini BRIN) menemukan jejak-jejak patahan purba di sekitar jalur Bromo-Tengger-Semeru yang menunjukkan aktivitas baru dalam seratus hingga dua ratus tahun terakhir.

Dalam bahasa metafora, bumi Jawa adalah kanvas bergerak, di mana garis-garis retakan lama bisa kembali hidup sewaktu-waktu.

Fenomena gempa di Tiris adalah salah satu manifestasi dari “napas bumi” yang tak pernah berhenti.

Studi terbaru dari Badan Geologi menyebutkan bahwa setidaknya ada 95 segmen sesar aktif di sepanjang Jawa yang sebagian besar belum sepenuhnya dipetakan dengan detail.

Mitigasi Bencana di Tengah Alam yang Selalu Bergerak

Menghadapi bumi yang terus berguncang memerlukan lebih dari sekadar keberanian, tetapi juga pemahaman ilmiah dan persiapan matang.

Mitigasi bencana menjadi kata kunci untuk meminimalkan risiko korban jiwa dan kerusakan.

PVMBG dan BNPB dalam siaran pers bersama menyerukan warga untuk selalu memeriksa kondisi rumah setelah gempa, menjauhi lereng curam saat hujan untuk menghindari longsor, dan tidak mudah terpancing informasi hoaks tentang tsunami yang tidak mungkin terjadi di gempa daratan.

“Pemerintah daerah perlu memperkuat edukasi masyarakat soal jalur evakuasi, titik kumpul, serta pentingnya membangun rumah dengan standar tahan gempa,” tegas Dr. Devi Anwar dalam laporan BNPB.

Dia juga menyebut pentingnya peran pemerintah desa sebagai garda terdepan informasi bencana (BNPB, 2025).

Penanaman kesadaran kolektif, pembaruan peta risiko, dan pembangunan infrastruktur yang lebih adaptif terhadap risiko seismik merupakan langkah penting untuk menyelamatkan nyawa dan menjaga warisan budaya masyarakat setempat.

Menjaga Warisan Budaya dan Lingkungan di Tengah Ancaman Alam

Kawasan Tiris bukan hanya gugusan rumah dan sawah, tetapi juga saksi sejarah budaya masyarakat Tengger dan warisan geologis pulau Jawa.

Rumah-rumah tradisional, ritual adat, dan lanskap gunung berapi di sekitar Probolinggo adalah bagian dari identitas yang rapuh namun berharga.

Dalam setiap getaran bumi, kita diingatkan bahwa manusia hanyalah salah satu pemain di panggung alam yang lebih besar.

Melalui pemahaman ilmiah, kita bisa belajar berdamai dengan bumi, menghormati kekuatan alaminya, dan tetap menjaga kearifan lokal yang sudah lama hidup berdampingan dengan alam.

Seperti ditulis oleh Prof. Hendra Suyono: “Gempa bumi adalah pengingat bahwa tanah yang kita pijak bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga makhluk hidup dengan napas dan ingatan.”

Menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ruang, pelestarian lingkungan, dan kesiapsiagaan bencana adalah warisan yang bisa kita wariskan kepada generasi berikutnya.

Karena bumi ini bukan hanya warisan nenek moyang, tetapi juga titipan untuk anak cucu kita.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

 

Berita Terkait

KPK Periksa Gubernur Khofifah Terkait Dugaan Korupsi Hibah Pokmas Jatim
KPK Tunggu Khofifah, Kasus Hibah Jatim Menggantung di Tengah Jalan
KPK Periksa Dua Legislator Jatim Kasus Dana Hibah Pokmas
Gunung Raung Erupsi, Abu Vulkanik Terbang hingga Permukiman Jember
Winarto Resmi Jadi Tersangka Gratifikasi, Terlibat Manipulasi Pajak Daerah dan Proyek Lahan Industri Mainan
Tim SAR Fokuskan Pencarian Korban Longsor Trenggalek Gunakan K9 dan Kesaksian Saksi Mata
Letusan Setinggi 700 Meter Guncang Pagi Lumajang dan Malang, Gunung Semeru Kembali Erupsi.
Soal Peringatan Dini Banjir Lahar di Gunung Semeru, BNPB Gandeng Pemerintah Swiss Lakukan Penguatan

Berita Terkait

Selasa, 22 Juli 2025 - 12:02 WIB

Di Balik Retakan Tanah Probolinggo: Napas Bumi Pulau Jawa Terkuak

Jumat, 11 Juli 2025 - 06:18 WIB

KPK Periksa Gubernur Khofifah Terkait Dugaan Korupsi Hibah Pokmas Jatim

Selasa, 1 Juli 2025 - 15:15 WIB

KPK Tunggu Khofifah, Kasus Hibah Jatim Menggantung di Tengah Jalan

Selasa, 17 Juni 2025 - 09:15 WIB

KPK Periksa Dua Legislator Jatim Kasus Dana Hibah Pokmas

Senin, 16 Juni 2025 - 14:35 WIB

Gunung Raung Erupsi, Abu Vulkanik Terbang hingga Permukiman Jember

Berita Terbaru